Inilah Pentingnya keseimbangan Gizi dalam"Isi Piringku"
Setiap orang tua tentu senang jika anaknya tumbuh
dengan sehat dan ceria. Namun sebagai orang tua apakah kita semua
memahami bagaimana ciri anak yang sehat? Apakah anak sehat itu
semata-mata ditunjukkan oleh kondisi anak yang tidak dalam keadaan
sakit? Ternyata ciri anak sehat itu bukan semata-mata tidak dalam
keadaan sakit, namun anak yang sehat memiliki ciri –ciri sebagai
berikut, yaitu : tumbuh dengan baik, tingkat perkembangan sesuai
dengan usianya, nampak aktif dan gesit. Mata nampak jernih dan
bersinar, nafsu makannya baik, bibir dan lidah terlihat segar, nafas
tidak berbau, kulit dan rambutnya bersih dan tidak kering serta
mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Anak menjadi sehat secara fisik jika kebutuhan
gizinya terpenuhi, berolah gerak secara teratur dan hidup dalam
lingkungan yang bersih.
Memenuhi kebutuhan gizi pada anak tidaklah semudah
membalikkan telapak tangan. Karena anak-anak itu sama halnya dengan
orang dewasa yang juga mempunyai selera terhadap makanan. Kita yang
sudah dewasa pun pastinya juga tidak mau jika dipaksa untuk memakan
makanan yang tidak kita sukai. Inilah seninya menjadi orang tua,
yang harus punya trik khusus agar anak mau mengkonsumsi makanan yang
memenuhi kebutuhan gizinya. Untuk situasi seperti ini terkadang
dibutuhkan otak kancil dan tangan dingin agar bisa main halus,
sehingga anak terperangkap dalam scenario yang kita buat. Istilah
kasarnya begitu sih, tapi tujuannya baik kan? Hihihi
Mengapa orang tua harus berusaha sedapat mungkin
memenuhi gizi anaknya? Karena kekurangan gizi pada anak dampaknya
dapat dirasakan dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Anak yang
kurang gizi dalam jangka pendek dapat mengalami penurunan daya tahan
tubuh yang dapat mengakibatkan anak jadi sakit.
Sedangkan kekurangan gizi dalam waktu yang lama,
akibatnya pun bisa dirasakan dalam jangka waktu yang panjang. Kurang
gizi kronis dapat mengakibatkan stunting atau tinggi tubuh anak yang
kurang dari yang seharusnya. Selain itu juga dapat mengakibatkan
perkembangan otak terhambat sehingga mengakibatkan intelegensi anak
lebih rendah dari kondisi normal. Untuk Stunting, angkanya cukup
besar di Indonesia, kurang lebih 9 juta anak mengalaminya. Stunting
juga dapat mengakibatkan anak jadi kurang percaya diri.
Perlu diwaspadai juga, pemenuhan gizi pada ibu hamil.
Karena seperti yang kita tahu bahwa 1000 hari pertama kehidupan yang
dimulai sejak anak masih dalam kandungan itu berpengaruh pada
kesehatan anak sepanjang hidupnya. 1000 hari pertama kehidupan ini
terdiri dari 270 hari pada masa kehamilan dan 730 hari setelah bayi
lahir, atau sampai anak berusia dua tahun. Dampak kekurangan gizi
pada masa ini bersifat permanen dan tidak dapat dikoreksi.
Jika kebutuhan gizi pada saat hamil terpenuhi, maka
akan melahirkan anak yang sehat. Anak yang sehat tentu nafsu
makannya juga baik, sehingga penyerapan gizinya lebih optimal.
Sedangkan anak yang kurang sehat, nafsu makan rendah sehingga
nutrisi yang diserapnya juga rendah. Hal ini juga dapat
mengakibatkan stunting.
Untuk mencegah terjadinya stunting pada bayi dengan
cara memberikan asi yang cukup. Yaitu 6 bulan pertama ASI eksklusif
dilanjutkan dengan penambahan MP ASI di usia selanjutnya sampai dua
tahun. Karena ASI adalah satu-satunya super food yang ada di dunia
ini. Keajaiban ASI adalah mampu memberikan nutrisi sesuai kebutuhan
gizi sang bayi. Inilah pentingnya Isi Piringku untuk Ibu menyusui,
agar kualitas ASI terjaga.
Setelah dua tahun masa pemberian ASI berakhir inilah
pemenuhan gizi anak hanya didapatkan dari makanan dan minuman
sehari-hari.
Sebelum melakukan beribu cara untuk membujuk anak
agar mau mengkonsumsi makanan yang kita sediakan, hendaknya sebagai
Ibu kita harus paham terlebih dahulu apa yang dibutuhkan untuk
memenuhi kebutuhan gizi anak dan berapa jumlahnya agar memenuhi
kebutuhan itu.
Gambar diatas adalah gambar tumpeng gizi seimbang.
Dari tumpeng tersebut kita dapat mengetahui bahwa setelah kebutuhan
akan air minum, proporsi terbesar diisi oleh makanan pokok. Makanan
pokok adalah makanan yang mengandung karbohidrat. Selain nasi putih
makanan pokok dapat berupa nasi jagung, singkong, bihun, roti dan
biscuit terutama yang terbuat dari gandum utuh, kentang, sagu bihun
dan lain-lain. Kemudian diikuti sayur dan buah yang jumlahnya harus
lebih banyak daripada lauk pauk yang mengandung protein nabati dan
hewani.
Ibu Qonita Rachmah, S.Gz., M.Sc (Nutr & Diet), dalam
kelas Bunda SGM Surabaya memperkenalkan konsep isi piringku. Dimana
dalam satu kali makan terdiri atas ½ bagian buah dan sayur.
Sedangkan setengah bagiannya lagi terbagi menjadi 2/3 bagian adalah
makanan pokok dan 1/3nya adalah lauk pauk. Nah dengan cara ini kita
jadi lebih mudah membayangkan proporsi makanan yang akan kita
berikan pada si kecil bukan?
Dan untuk memenuhi kebutuhan gizinya, hendaknya anak
makan teratur sebanyak 3 kali dalam sehari dan diselingi oleh
jajanan sehat yang lebih baik dibuat sendiri.
Anak terkadang menolak sayur atau buah yang kita
sediakan, bosan katanya. Hal ini ada untungnya juga lo, karena
dengan demikian ibu jadi dituntut untuk lebih kreatif menyiapkan
menu lainnya yang berarti membuat masakan dari bahan yang berbeda.
Masing masing bahan makanan itu mengandung nutrisi
yang berbeda. Dengan mengkonsumsi berbagai jenis makanan sama
artinya dengan memasukkan berbagai macam nutrisi pada tubuh anak.
Perlu diingat juga, bahwa nutrisi yang masuk pada tubuh anak juga
harus seimbang dengan energy yang dikeluarkan. Jika terlalu banyak
nutrisi yang masuk, sementara anak kurang bergerak akan
mengakibatkan obesitas. Dan obesitas ini meningkatkan potensi anak
terserang penyakit degenerative seperti diabetes, jantung, stroke
dan lain-lain. Salah satu cara agar anak aktif bergerak adalah
dengan mengurangi penggunaan gadged.
Nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh secara garis besar
ada dua macam. Yaitu makronutrient dan mikronutrient. Untuk
makronutrient itu berupa karbohidrat, protein dan lemak yang dapat
kita peroleh melalui makanan sehari hari.
Sedangkan mikronutrient ini jenisnya ada banyak,
dibutuhkan hanya sedikit namun harus terpenuhi setiap harinya.
Mikronutrient ini termasuk didalamnya adalah berbagai jenis vitamin
dan mineral. Kekurangan mikronutrien ini dapat mengakibatkan
penyakit sesuai dengan kekurangannya. Misalnya kekurangan zat besi
dapat mengakibatkan anemia. Jika terserang anemia, anak akan lemah,
letih dan lesu. Kekurangan zat yodium dapat mengakibatkan gondok,
kekurangan vitamin C dapat mengakibatkan gusi berdarah dan sariawan,
mimisan, rambut kering dan mudah rontok serta luka yang tak kunjung
sembuh.
Contoh diatas hanya sebagian kecil saja akibat dari
kekurangan mikronutrient , padahal masih banyak lagi macam macam
mikronutrient yang belum saya sebutkan. Tak perlu risau, anak akan
kekurangan nutrisi. Tetap berikan makanan yang bervariasi dengan
gizi seimbang, dan untuk memenuhi kebutuhan mikronutrientnya, anak
juga bisa diberi susu pertumbuhan.
Karena dalam susu pertumbuhan itu terdapat zat
nutrisi seperti Kalsium, Protein, Karbohidrat,minyak ikan, Omega 3,
Omega 6, Zink, Vitamin A, Vitamin C, Vitamin B, Vitamin D dan masih
banyak lagi. Dengan mengkonsumsi susu pertumbuhan dua kali sehari
maka kebutuhan mikronutrient anak akan tercukupi. Semua anak
menyukai susu bukan?
Nah, dengan gizi yang terpenuhi, olah gerak yang
cukup dan lingkungan yang sehat maka anak-anak Indonesia dapat
menjadi Generasi Maju yang cerdas dan kreatif. Tumbuh dan berkembang
sesuai dengan usianya serta memiliki rasa percaya diri yang tinggi
sehingga menjadi anak yang mandiri dan mudah bergaul dengan
teman-temannya seperti harapan kita semua. Yuk "Isi Piringku" dengan
gizi seimbang!